Sunardi ST
Selasa, 30 April 2013
Jumat, 17 Februari 2012
oleh
Q+ANT
Keikut sertaan Q+ANT dalam parallel events yang menjadi bagian dari Biennale Jogja XI-Equator #1 yang berlangsung 26 november 2011-8 januari 2012 merupakan respon sekaligus bentuk pembacaan oleh Q+ANT tentang religiositas dan keberagaman yang ada di wilayah Djogjakrta. Acara ini juga melibatkan beberapa pihak dari lintas disiplin ilmu yang kami ajak untuk bersama-sama melakukan pembacaan terhadap wilayah yang mereka tempati sekaligus merespon dalam bentuk karya. Berikut susunan singkat rangkaian acara yang diadakan oleh Q+ANT, bertemakan DJOGJAKARTA CITY OF SLOW.
JOGJAKARTA CITY OF SLOW
Jogjakarta city of Slow merupakan interpretasi tentang kehidupan di wilayah yang kini kami tempati yaitu yogyakarta. Di samping sebagai sebuah julukan yang kami buat, jogjakarta city of Slow juga merupakan jembatan bagi kami untuk merangkum berbagai macam kecenderungan tradisi dan budaya di yogyakarta yang nota bene mengarah pada proses, dimana di wilayah tersebut tradisi dan budaya berproduksi. Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki berbagai macam tradisi, budaya serta keramahan penduduknya yang luar biasa, ini merupakan sebuah titik temu yang ideal, khususnya bagi masuknya budaya baru. Budaya baru yang terus masuk berdamping bahkan menggantikan tradisi lama yang ada. Isu inilah yang menurut kami menarik, berbekal semangat tersebut kami mulai melakukan pembacaan tentang bagaimana masyarakat khususnya wilayah Yogyakarta dalam menyikapi budaya baru yang hadir di wilayah mereka. Hal yang secara nyata hadir dan berdampak positif bagi yogyakarta salah satunya adalah mural.
Kami membawa isu mural sebagai topik obrolan pembuka sekaligus wujud visual yang akan di garap sebagai tindak lanjut dari isu yang kami lontarkan.
Dari isu mural tersebut, kami pun melangkah ke pembacaan bagaimana gambar digunakan, di olah bahkan di sakralkan. Untuk itu kami sengaja membagi ke dalam beberapa rangkaian kegiatan diantaranya yaitu:
*Pameran mural dan grafiti bertema “ Jogjakarta slowly asia slowmural-slowstreet art-slowwriter” di selenggarakan di bale Mangu Roemah Pelantjong – Minioboro pada 14 oktober 2011 oleh Q+ANT dan Street Artis Yogyakarta.
Acara ini merupakan wujud perayaan sekaligus gambaran bagaimana street art yang dulunya di anggap mengotori ruang publik telah berubah menjadi budaya yang sudah menyatu dan di terima di yogyakarta, bahkan telah menjadi identitas kota ini.
*Pameran Foto Dokumentasi Publik Art, di selenggarakan di Roemah Pelantjong Jln. Magelang Km.8 No 89 Sendangdadi Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 28 November 2011.
Acara ini merupakan pendokumentasian secara acak penyebaran publik art yang berada di yogyakarta dengan media tembok yang di ambil dari empat penjuru kota, selatan, utara, barat dan timur. Tujuan dari pendokumentasian ini adalah untuk merangkum sekaligus menegaskan bahwa publik art khususnya mural telah menyebar keseluruh kota Yogyakarta bahkan kepelosok desa.
*Ngopi bareng dan sharing lintas budaya Indonesia-India dengan tema “ Visualisasi Simbol Religius Budaya India dalam Mural dan Tatto di Indonesia Menurut Perspektif Kaum Muda” yang di selenggarakan di Roemah Pelantjong Jln. Magelang Km.8 No 89 Sendangadi Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 29 November 2011.
Acara ini merupakan forum terbuka yang melibatkan akademisi Antropologi dari UGM, akademisi dari India serta Q+ANT selaku seniman. Forum ini mengupas serta berfokus pada masalah pergeseran nilai gambar yang di hormati sebagai sebuah simbol suatu kepercayaan (dianggap sakral), yang dalam perkembangan zaman sekarang telah beralih fungsi, gambar sebatas sebagai hiasan.
*Visualisasi hasil sharing lintas budaya dalam wujud mural dengan media triplek, di selenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 28-29 Desember 2011, 10.00-15.00 WIB.
*Mural disertai pertunjukan tari kontemporer kolaborasi dangdut feat.bollywood oleh Pragina gong yang akan melibatkan warga keturunan India, di selenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada 29 Desenber 2011, 20.00 WIB sampai selesai.
Kedua acara tersebut merupakan acara puncak dari beberapa rangkaian acara yang telah di selenggarakan sebelumnya, oleh karena itu acara ini juga merupakan sebuah acara perayaan sekaligus representasi dari pembacaan kami tentang Religiositas dan keberagaman yang tervisualisasikan dalam mural dan dalam wujud gerak tari.
Demikianlah gambaran secara singkat acara dalam program Biennale Jogja 2011 dari kami, acara ini diinisiasi dan di organisir oleh Q+ANT dan di dukung oleh: Roemah Pelantjong, Lentur Gallery, Jabirut magazine, Sangam house, Taman Budaya Yogyakarta, Super Wagiyo, Elon, Sabikom, Izza, Antropologi UGM, Pragina Gong, Perguruan Lakshmi, dan KJT.
Q+ANT sebuah group exibision nirlaba yang selalu menjunjung tinggi kebersamaan guna selalu menjaga api berkesenian setiap anggotanya. Group ini hadir sebagai bentuk semangat kami untuk selalu hadir dan mempersembahkan totalitas hidup di dalam berkesenian. Keterbukaan dan semangat yang tersimbolkan dalam tanda plus merupakan simbol yang kami bawa sebagai semangat untuk terus dan terus belajar,hal ini menyebabkan Group ini selalu terbuka pada kemungkinan-kemungkinan baru.
Q+ANT beranggotakan:
-Didik 797
-Iqro
-Sunardi St
-Gondrong
-Anton Win
-Andi Ramdani
-Mega Sugesti
-Pragina Gong
Trimakasih,sampai jumpa dan salam budaya
Pementasan Transformasi rupa dan Mural Q+ANT yang diadakan di Taman Budaya Yogyakarta pada 28 Desember 2011
( Foto dokumentasi oleh Q+ANT )
Poster pertujukan Transformasi Rupa dan Mural Q+ANT
(Design poster oleh Gondrong)
Kamis, 16 Februari 2012
Ilustrasi oleh Nardi, di sebar dan di pergunakan oleh OHE
Sekilas OHE
Open Hero (0HE) merupakan kelompok usaha yang membidangi jenis usaha clothing dan berbagai macam merchandise unik yang kami rintis sejak tahun 2010 lalu. Beranggotakan Izza Isyi Aisha, Didik 797,Iqro Ahmad Ibrahim L,Sunardi ST. Sejak awal OHE mencoba menawarkan product dengan visual dan konsep yang berasal dari masing-masing anggotanya, dalam artian bahwa selera design dan pilihan bahan akan menyesuaikan selera anggota yang mendapat giliran peran sebagai designer sekaligus yang mengurusi bagian production nantinya. Keunikan individu merupakan hal yang coba kami kemas dan tawarkan dalam wujut product, karena Open Hero merupakan brand sekaligus bahasa penghargaan terhadap potensi yang terdapat pada masing-masing individu di dalam maupun di luar anggotanya.
Demikian, selamat berkunjung ke "OHE"...
Senin, 23 Januari 2012
Langganan:
Postingan (Atom)